PENGENDALIAN
MANAJEMEN PADA ORGANISASI JASA
I. PERUSAHAAN JASA
SECARA UMUM
Beberapa hal yang
membedakan sektor manufaktur dan sektor jasa :
1. Tidak memiliki
persediaan barang dagang
Persediaan pada
perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas produksi, serta
untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Namun karakteristik persediaan ini tidak ditemukan dalam industri jasa.
Perusahaan jasa harus berupaya meminimalkan kapasitas yang tidak terpakai. Biaya
yang terjadi pada organisasi jasa merupakan biaya tetap dalam jangka pendek.
Variabel kunci untuk organisasi jasa adalah seberapa besar kapasitas yang
dipunyai oleh perusahaan jasa untuk dibandingkan dengan permintaan akan jasa
yang ada.
2. Kesulitan dalam
pengawasan kualitas
Perusahaan manufaktur
bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan ke pelanggan, dan kualitas barang
yang dikirim bisa diukur secara kasat mata atau dengan instrument tertentu.
Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan hal yang sama seperti barang.
Penilaian atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu diberikan dan
seringkali subyektif.
3. Penggunaan tenaga
kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur
menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan maksud menggantikan tenaga
kerja dan mengurangi biaya.perusahaan jasa tidak melakukan itu, tetapi
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan.
4. Organisasi dengan
multi unit
Beberapa organisasi
jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda yang masing-masing
relatif kecil. Karena unit-unit tersebut berbeda dalam menyediakan pelayanan,
perhatian khusus diperlukan untuk memperbandingkan kinerja masing-masing unit.
Teknik seperti menyesuaikan perbedaan seperti ini disebut data envelopment
analysis. Teknik ini mengidentifikasi unit yang paling efisien dengan
menggunakan metode statistic atas berbagai perbedaan yang diizinkan.
II. BENTUK-BENTUK
ORGANISASI JASA
1. Organisasi
Profesional
Organisasi yang
dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang, lembaga hukum, rumah sakit,
arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan olahraga dimana produknya
merupakan jasa professional.
• Karakteristik khusus:
a.
Tujuan
Perusahaan
profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset utamnya
adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak dalam
laporan keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan kompensasi yang
sepadan pada para profesionalnya. Pada banyak organisasi, Tujuan yang hendak
dicapai biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi. Kecenderungan alamiah yang
terjadi adalah ukuran sukses suatu organisasi biasanya juga dilihat dari besar
kecilnya organisasi. Tujuan ini menunjukkan skala ekonomi dalam penggunaan
berbagai usaha dari staf kantor pusat organisasi dan unit-unit pertanggunjawaban
agar tidak kalah dalam persaingan.
b.
Profesional
Organisasi
professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja dalam hal
ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak membebani
keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin mengerjakan sebaik
mungkin dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional merupakan sumber daya
terpenting dalam suatu perusahaan.
c.
Ukuran Output
Output
dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran fisik, seperti
unit, ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja.
Pendapatan yang diperoleh biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah
organisasi profesi, namun ukuran seperti ini lebih berhubungan pada jumlah jasa
yang dilakukan, tidak berkaitan dengan mutu, walau kualitas yang jelek dalam
jangka panjang akan mengurangi pendapatan. Pekerjaan yang dilakukan oleh banyak
profesionaltidak repetitive atau berulang-ulang. Hal ini menyulitkan dalam
perencanaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tugas, dan juga
penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan biasanya
repetitive, misalnya mencatat kontrak penjualan dan membuat draft tugas.
d.
Ukuran Kecil
Dengan
beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan, organisasi
professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja.
Manajer puncak pada organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi
pegawainya secara langsung dan pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan
untuk sistem pengendalian manajemen tidaklah merupakan hal yang mendesak.
e.
Pemasaran
Pada
perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan produksi dan
pemasaran. Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada. Pemasaran pada
dasarnya merupakan kegiatan inti pada semua organisasi.
• Sistem Pengendalian
Manajemen
a.
Penentuan Harga
Harga
jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi biasabya ditetapkan
secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja untuk kompensasi
dengan tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba. Biasanya juga
dibebankan biaya tetapnya.
b.
Pusat laba dan harga transfer
Organisasi
nirlaba biasanya menggunakan pusat laba. Unit pendukung, seperti
pemeliharaan,proses informasi,transformasi, telekomunikasi, percetakan dan
sejumlah material dan jasa, membebankan uang yang dikonsumsinya pada jasa yang
diberikannya.
c.
Perencanaan strategi dan pengangaran
Pada
umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik pada perusahaan
manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya adalah orang, dan walaupun
terjadi fluktuasi jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran dan
kompensasiuntuk stafnya lebih mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.
d.
Pengawasan operasi
Perhatian
yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalanwaktu dan professional tersebut.
The billed time ratio adalah rasio jumlah jam yang dipakai terhadap total jam
kerja yang tersedia dari professional tersebut, diawasi dengan cermat.
Ketidakmampuan untuk menciptakan standar kerja dan ukuran prestasinya, akan
membawa dampak terhadap perencanaan dan pengendalian tugas sehari-hari.
e.
Ukuran prestasi dan penghagaan
Kinerja
professional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja professional yang
cukup sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi biasanya tersedia.
2. Organisasi Perawatan
Kesehatan
Organisasi yang
dimaksud dalam hal ini adalah rumah sakit,klinik, rumah sakit bersalin,
laboratorium kesehatan, dan organisasi sejenis lainnya. Pada dasarnya ciri-ciri
organisasi seperti ini merupakan organisasi nirlaba, tapi banyak juga
diantaranya yang merupakan perusahaan yang berorientasi laba.
• Ciri-ciri khusus:
a.
Kesulitan dalam masalah sosial
Masyarakat
sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus, tingginya
tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain sisi
jumlah orang sakit terus bertambah karena kemajuan pengobatan memperpanjang
harapan hidup manusia, yang pada gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang
menyediakan layanan kesehatan sebenarnya sadar akan masalah ini, namun
diperlukan mekanisme tertentu yang tidak saling merugikan antara penyedia dan
pemakai perawatan kesehatan.
b.
Perubahan penyedia jasa perawatan
kesehatan
Dengan
meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan terjadi dalam hal
pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia perawatan
kesehatan. Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah sakit,sekarang
cukup dilakukan oleh klinik tertentu saja.
c.
Profesional
Pengaruh
pengendalian manajemen pada professional ini sama dengan yang terjadi pada
organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya lebih mengarah pada
profesi, tidak pada organisasi.manajer bagian pada dasarnya merupakan seorang
professional yang melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh waktu.
d.
Pentingnya pengendalian mutu
Industri
kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kualitas jasa
yang diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada periode tertentu diperlukan
pengkajian ulang tentang prosedur operasi atau pembedahan, pengkajian ulang
terhadap dokter pribadi.
3. Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba
menurut definisi hukumnya merupakan organisasi yang tidak bisa mengalihkan
aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada anggota, pegawai atau direktur oeganisasi
tersebut.Tetapi dalam hal ini, organisasi tentu saja bisa memberi semacam
kompensasi atas jasa ataupun barang yang diberikan oleh pegawai maupun anggota
organisasi tersebut. Definisi ini juga tidak berarti organisasi dilarang
memperoleh pendapatan yang diperhitungkan sebagai labanya. Yang dilarang adalah
distribusi laba tersebut. Organisasi nirlaba memerlukan laba yang tinggi untuk
menyediakan modal kerja dan sebagai penjagaan di masa paceklik perolehan dana.
• Ciri-ciri khusus :
a.
Tidak ada ukuran dana
Tujuan
utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan bagi
pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi terhadap tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan dan ukuran seperti ini tidak kita jumpai pada
organisasi nirlaba. Ketiadaan ukuran kuantitas dalam penghargaan kinerja
manajemen merupakan masalah yang serius bagi penerapan pengendalian manajemen
pada organisasi nirlaba. Laporan keuangan merupakan laporan yang sangat
bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama seperti pada dunia usaha. Walaupun
kinerja keuangan tidak merupakantujuan dominan pada orgaisasi nirlaba, tapi
tujuan seperti ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang sedikit melebihi
biaya sulit bagi suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
b.
Kontribusi modal
Hanya
sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi akuntansi pada unit usaha dan
organisasi nirlaba, yakni yang berkaitan dengan modal pada neraca. Sedangkan
persamaannya adalah baik organisasi laba maupun nirlaba menyatakan peningkatan
modal jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada dua kategori kontribusi
modal yaitu dalam bentuk bangunan dan sumbangan. Penerimaan kontribusi aktiva
modal tidak merupakan pendapatan. Organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk
laporan keuangan, bentuk pertama berkaitan dengan kegiatan operasional dan
termasuk di dalamnya adalah laporan operasional, neraca, dan laporan cash flow,
semuanya sama seperti yang ditemui di dunia usaha umumnya. Bentuk kedua
berkaitan dengan kontribusi modal, dan lapran ini berisikan laporan kontribusi
modal inflow dan outflow selama satu periode dan neraca yang melaporkan
kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang dan modal.
c.
Akuntansi dana
Banyak
organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya dengan cara
akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang
masing-masing seimbang dengan sendirinya.
d.
Aturan
Organisasi
nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun (trustee). Biasanya
dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk itulah
diperlukan dewan yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.
• Sistem Pengendalian
Manajemen
a.
Penentuan harga pokok
Kebanyakan
organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius tentang kebijakan harga.
Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system biaya penuh (full cost
system). Prinsip ini diterapkan pada jasa-jasa yang berkaitan dengan tujuan
organisasi. Pada umunya pengendalian manajeman ditetapkan apabila harganya
telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa yang
diberikan.
b.
Penyusunan anggaran dan perencanaan
strategi
Pada
organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang terbatas
secara bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak memakan
waktu dari pada jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian manajemen yang
paling penting dalam organisasi seperti ini adalah berkaitan dengan aktivitas
keuangan organisasi yakni anggaran (baik itu pendapatan maupun pengeluaran.
c.
Operasi dan evaluasi
Pada
kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui biaya
operasional yang optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk
memperoleh dana terutama dari sumber pemerintah. Hal ini membawa konsekuensi
makin diperlukannya pengendalian manajemen.
4. Organisasi Pemerintahan
Organisasi pemerintah
merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam ini merupakan salah satu contoh
organisasi nirlaba.
• Karakteristik Khusus
:
a.
Pengaruh politik
Pada
organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan sering
disertai dengan konflik. Tekana politik seperti ini tidak dapat dihindarkan.
Tekana berupa konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan keputusan yang
optimum.
b.
Informasi publik
Pemerintah
biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan kontreoversial yang
mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal ini mengurangi
efektivitas sistem.
c.
Sikap yang mengutamakan pelanggan
Pada
dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba didukung oleh
pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya tersebut.
Organisasi pemerintah juga didukung oleh masyarakat,mereka memperoleh
penghasilan melalui masyarakat luas.
d.
Peraturan pemerintah (Red tape)
Pemerintah
telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa aturan ini sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.
e.
Kompensasi manajemen
Manajer
dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya cenderung sedikit
mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperolejh profesional lainnya di
swasta. Kompensasi disini tidak hanya dalam bentuk materi, penghargaan atau
yang lebih konkret kenaikan pangkat secara otomatis adalah beberapa contoh
kompensasi yang dapat diberikan.
f.
Akuntansi
Hingga
saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi pemerintah sudah kuno
dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Disini perlu dilakukan perombakan
sistem akuntansi yang lebih mengacu pada kebutuhan saat ini.
• Sistem Pengendalian
Manajemen
a.
Penyusunan anggaran dan perencanaan
strategis
Perencanaan
strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor penting. Keputusan yang
diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik. Keputusan yang diambil
biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor tidak hanya faktor ekonomi
tapi juga faktor lainnya.
b.
Ukuran kerja
Laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi pemerintah
dapat diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah
pendapatan tidak merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran moneter, maka
ukuran pendapatan disoini bisa dilihat dari kualifikasi yang dilakukan.
Kualifikasi yang biasanya dilakukan adalah:
c.
Ukuran Hasil (A Result Measure)
adalah
ukuran output yang menurut dugaan berhubungan dengan tujuan organisasi.
d.
Ukuran Proses (A Proces Measure)
adalah
ukuran yang berkaitan dengan kegiatan yang dijalankan oleh pemerintah.
e.
Indikator Sosial
adalah
ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan menunjukkan hasil kerja
dari organisasi pemerintah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar